JAM

PPC Iklan Blogger Indonesia

Minggu, 28 Juni 2015

SINOPSIS NARUTO GAIDEN CHAPTER 01


ALUR CERITA NARUTO GAIDEN CHAPTER 1



Di kelas akademi, dimana semua murid menerima pelajaran dari guru mereka, semua murid berkumpul dan duduk di tempatnya masing-masing. Disana tampak Boruto anak Naruto dan Hinata, Sarada anak Sasuke dan Sakura serius memperhatikan penjelasan guru mereka. Di tempat duduk lain juga tampak generasi penerus Ino-Shika-Cho, Inojin, Chocho, dan Shikadai.
Aburame Shino. Jabatan: Instruktur di Akademi Ninja.
"Aku yakin kalian semua tahu ini apa." tanya Shino pada murid-muridnya yang sedang memperhatikan, ia memperlihatkan sebuah ikat kepala berlambangkan desa mereka, Konoha.
"Benar... ada alasan mengapa aku menunjukkan ini ke kalian sekarang."
"Dan itu karena... ujian kelulusan kalian minggu depan!" lanjut Shino
Mendengar pengumuman itu, para murid bereaksi.
"Astaga, sepertinya menyusahkan, tapi.." ucap Shikadai, sambil bersandar di meja dengan posisi malasnya.
"Aku pikir aku akan mengambil ujian sialan itu jika bisa membantuku menurunkan berat badan ini." ucap Chocho.
"Bagaimana jika tidak, apa kalian tak ikut?" ucap Inojin, mereka duduk sejajar bertiga.
Sementara di sisi tempat duduk Boruto.
"Akhirnya Boruto..." ucap seorang murid di samping Boruto.
"Yeah, inilah yang kutunggu!" respon Boruto, sepertinya ia antusias dengan ujian ini.
"Pengarahan akan dilakukan pada hari itu juga." tambah Shino memberi penjelasan tentang ujian minggu depan.
"Baiklah. aku pasti jadi seorang ninja!"
"Kita akhirnya menjadi ninja sebenarnya!"
Suara murid-murid yang sepertinya senang mengikuti ujian tersebut.
Namun lain hal di tempat duduk Sarada, ia terlihat termenung.
"Aku tak mengerti... setelah kau lulus ujian itu lalu apa?"
"Sebenarnya mereka ingin mencoba jadi apa?
"Ninja..."
"Lalu apa jika sudah menjadi ninja?!"
"Apa artinya menjadi seorang ninja?!"
"Ninja ini.. Ninja itu... Payah...." ucapnya dalam hati

Tak terasa kelas sudah selesai, semua murid pulang ke rumah masing-masing. Sarada pulang bareng dengan Chocho, di tengah perjalanan mereka sedikit berbincang-bincang.
"Astaga!!" ucap Chocho.
"!!"
"Ada apa Chocho?" tanya Sarada disampingnya
"Menghadapi ayah dan ujian.. yang kulihat hanya berlatih sepanjang hari. Di tambah... Kau tahu, aku tak peduli dengan latihan itu, seperti.. terserah kan? Ayo cari Anmitsu." ucap Chocho, perasaannya tentang ujian yang akan datang.
"Mungkin sebaiknya kau pergi berlatih..." jawab dingin Sarada.
Melihat jawaban dan penolakan atas ajakannya, Chocho kaget dan sepertinya tidak senang.
"Apa kau meremehkanku! Astaga, aku sangat sebal!! Tentu, kau Sarada dari Uchiha.. Itulah kenapa ini jadi lelucon buatmu tapi...!!"
"Semua orang bilang begitu, tapi sejujurnya aku tak tahu... Dan itu bukan masalahnya." jawab Sarada.
"Lalu apa?"
"Kau punya waktu dengan ayahmu...." ucap Sarada.
Tiba-tiba dari kejauhan ada seseorang yang memanggil.
"Hey Chocho!"
"Disini!"
Itu adalah ayah Chocho, pemimpin generasi ke-16 klan Akimichi, Choji Akimichi.
"Uhh.. memalukan!" ucap Chocho yang melihat ayahnya dengan keras memanggilnya di tengah jalan, suara ayahnya yang keras membuat orang-orang di sekitar jalan itu memperhatikan mereka.
"Hey, apa itu tak apa bagi orang dewasa keliling kota dengan membawa sekantong cemilan di tangannya.." ucap Sarada yang melihat ayah Chocho.
"Tentu saja tidak! Kenapa dia melakukan itu, kurasa karena bumbunya!!" jawab Chocho agak kesal.
"Sial... aku tidak akan pernah mengerti!!"
"Huh.. itu.."
"Hey, ada Sarada-chan!!" Choji mendekat.
"Halo.. kalau begitu aku pulang, sampai jumpa!" ucap Sarada, meninggalkan mereka berdua.
Di tempat lain, tampak patung ukiran wajah Hokage Ketujuh Konohagakure, masih belum dibersihkan dari coretannya, ulah Boruto masih melekat di patung ayahnya itu.
Disana, di atap rumah-rumah ada dua orang sepertinya sedang berlatih bertarung satu sama lain. Ya, itu adalah Naruto dengan anaknya yang baru pulang dari kelas akademi.
Tendangan dilakukan Boruto namun dapat dengan mudah ditangkis oleh Naruto. Naruto membalas, namun.. "Bofft" yang ditinjunya hanyalah sebuah bayangan. Lalu suara Boruto terdengar dari kejauhan. "Aku disini!!!"
"Beraninya mempermainkan ayahnya sendiri..." ucap Naruto.
Naruto merapal sebuah segel, melepaskan satu jutsu andalannya. "Tajuu Kagebunshin no Jutsu!"
Disebelah Naruto dan Boruto yang sedang berlatih, Sai dan anaknya, Inojin melihat mereka berdua. "Hokage... itu seperti dirimu." ucap Sai sambil membawa gulungan, Sai dan anaknya tampaknya sedang berlatih juga.
"Ninpo: Choju Giga" Inojin melakukan jutsu.
Namun hasil yang dikeluarkan tidak seperti jutsu yang dilakukan Sai biasanya, yang keluar dari jutsu Inojin adalah Singa Tinta yang berbeda, imut dan lucu, melihat itu Inojin tersenyum.
"Yeah tentu, kalian tak apa hanya latihan tapi..." ucap Naruto yang masih ada disana.
Sai yang melihat jutsu anaknya berkata. "Mungkin aku, huh?"
"Mencoba jadi keren yah?" ucap Inojin.
"Lukisanmu kuno" tambahnya dalam hati.
Naruto yang menengok sebentar melihat Sai berlatih dengan anaknya tak sadar ketika ia kembali pandangannya ke arah Boruto, anaknya itu telah menghilang.
Sarada yang masih dalam perjalanan pulang melihat Naruto yang sedang mencari sesuatu dari kejauhan, ternyata Boruto ada didepannya sedang bersembunyi, ia lalu sadar yang dicari Naruto adalah anak ini.
"Masih sama saja, bodoh!" ucap Sarada yang ada di belakang Boruto.
"Shhhh" respon Boruto menyuruhnya untuk diam, lalu ia bersembunyi dengan masuk ke kolong sebuah papan yang ada di sana.
"...." Sarada hanya diam melihat kelakuan teman satu kelasnya itu.
"Sarada!" Tiba-tiba Naruto datang, sementara Boruto telah sukses bersembunyi.
"Hokage!!" sapa Sarada dengan agak sedikit kaget.
"Kau melihat Boruto? tanya Naruto.
Sarada diam sejenak, ia berpikir harus menjawab sebenarnya atau harus berbohong. Lalu ia memutuskan menjawab.
"Disana.." Ia menunjukkan arah yang berlawanan pada Naruto dari tempat Boruto bersembunyi.
"Makasih ya!" Naruto pun langsung pergi sesuai arahan Sarada.
"Aku satu-satunya orang yang harus berterima kasih pada Sarada, sudah lama semenjak kami terakhir bermain petak umpet aku tak pernah ditemukan dengan mudah!!" ucap Boruto.
"Tahu tidak, aku berhasil memecahkan rekor sebelumnya!"
"Boruto.. kenapa kau ini" ucap Sarada.
Di belakang mereka tiba-tiba muncul Shikamaru dengan anaknya yang sedang berjalan-jalan.
"Kalau saja Hokage Ketujuh menggunakan Mode Sennin kau pasti ketahuan!" ujar Shikamaru.
"Iya benar! Kalau ayah serius, maka kita tidak akan pernah dapat rekor terbaik!" jawab Boruto.
"Aku tak tahu kenapa, tapi Hokage ada disini berlatih denganmu padahal dia sedang sibuk." tanya Shikadai.
"Itu hanya bunshinnya, yang asli ada di kantornya..." Boruto menanggapi.
"Oke, saatnya membuat rekor baru!"
Tiba-tiba, Boruto merasakan sesuatu di dirinya. Ia dan Sarada yang masih ada disana kaget. Ternyata Shikamaru mengikat Boruto dengan jutsu bayangannya.
"Ahh, paman Shikamaru!!!" ucap heran Boruto.
"Yeah.. Jutsu bayangan..." ucap Shikadai.
"Aku tak bisa bergerak!"
"Jangan buat masalah lagi Boruto, Hokage itu orang yang super sibuk, jadi aku yang menjadi perantaranya."
"Sial!!" ujar Boruto kesal.
"Meskipun semua bilang begitu, kau mirip sekali dengan Naruto sewaktu kecil." ucap Shikamaru memperhatikan Boruto.
"Hahahaha.." Shikadai pun tertawa.
"Shikadai.. pergilah temui klon Hokage!" perintah Shikamaru.
"Eh kenapa harus aku?! Menyebalkan sekali.." jawab malas Shikadai atas perintah ayahnya.
"Huh... Kurasa keluargaku sama saja..." gerutu Shikamaru.
Melihat interaksi Shikamaru dan Shikadai, sebelumnya juga Naruto dan Boruto. Sarada termenung sambil menundukkan wajahnya. Ia berpikir sesuatu.
"Ayah dan aku..."
"Aku tak pernah bertemu dengannya sekalipun..."
"Dia pergi saat aku masih bayi..."

Tak terasa Sarada kini telah sampai di kediaman keluarganya, ia langsung memperhatikan foto ayahnya, foto keluarganya.
"Ayah..."
"Apa dia juga memakai kacamata?"
Di luar rumah, Sakura Haruno, ibu Sarada sedang menjemur pakaian. Sarada menemui ibunya itu.
"Hmm.. apa?" tanya Sakura.
"Apa ayah memakai kacamata.." tanya Sarada pada ibunya.
"...."
"Kurasa.. dia tidak pakai... kukira..." jawab Sakura agak ragu.
"Kukira...?! Kau menikahinya dan kau mengiranya..." Sarada menanggapi jawaban ibunya.
Sakura termenung. "Yah, ayahmu jarang berada di desa waktu kecil dulu.. sekarang juga sih, tapi..." ucap Sakura.
"Hey bu, Ibu benar istrinya kan?!"
"Sekarang, apa sih maumu!!! Tingkahmu aneh sekali hari ini!!!" jawab Sakura sedikit kesal atas sikap Sarada.
"Yang aneh itu hubungan ibu dengan ayah, dan aneh itu adalah fakta, jujur saja."
"Sarada!!!!!" Buaghhh... Sakura yang kesal kemudian meluapkan emosinya dengan memukul tanah, kekuatannya yang dahsyat membuat tanah itu hancur.
Lalu ia menatap kesal kearah Sarada, namun yang ia dapatkan ke wajah anaknya itu sepertinya kesedihan, Sakura pun berubah sedikit tenang.
"Maaf sudah membentakmu, ayahmu pergi karena ada beberapa pekerjaan penting, dia pasti akan kembali secepatnya.."
Jatuh air mata dari wajah Sarada, ia benar-benar sedih.
"Perasaan kita telah menyatu, jadi aku yakin dia pasti baik-baik saja.." ucap Sakura menenangkan.
"Bagaimana ibu bisa seyakin itu?"
Namun tiba-tiba, tanah yang tadi dipukul Sakura retakannya menjalar kerumah mereka, rumah mereka pun runtuh karena tanahnya amblas akibat pukulan Sakura sebelumnya.
"Ti..Tidak.. Rumah kita..." Sakura pun pingsan melihat rumah kesayangannya itu runtuh.
Menjelang malam hari..
"Syukurlah, dia sering pingsan akhir-akhir ini.." Sakura sudah berada di rumah sakit, Shizune merawatnya.
"Tolong jaga ibuku.." ucap Sarada.
"Yah, apa yang kamu lakukan? Aku bisa panggilkan orang-orang untuk membantu memperbaki rumahmu, tapi..." ucap Shizune pada Sarada.
"Jangan khawatir, ada beberapa hal penting yang ada disana dan berarti bagi kita."
Sarada mencari sesuatu diantara puing-puing reruntuhan rumahnya yang hancur. Ia mencari foto keluarganya. Ketemu, namun ia melihat sedikit keanehan.
"Ini dia.."
Ia melihat sebuah foto lain dibelakang foto ibunya yang ada di samping ayahnya.
"Siapa orang disamping ayah? Wanita memakai kacamata..?!"
Tenyata itu foto Karin, ada juga Suigetsu di sebelah Sasuke.
Sarada pun begitu heran dengan apa yang dilihatnya.
Di tempat lain yang jauh, sosok Sasuke terlihat.
Bersambung ke ALUR CERITA NARUTO GAIDEN CHAPTER 2 KLIK DISINI


0 komentar:

Posting Komentar

PPC Iklan Blogger Indonesia